Profil Potensi Investasi

Peta Wilayah Kabupaten Banyumas
Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 132.759 Ha (4,08 luas Prop.Jateng); terdiri dari 98.923 Ha berupa tanah kering dan 32.965 Ha berupa tanah basah.
 
Secara topografis Kabupaten. Banyumas lebih dari 45 % merupakan daerah dataran yang tersebar dibagian tengah dan selatan serta dari barat ke timur. Ketinggian wilayah sebagian besar berada pada kisaran 25 – 100 M dpl meliputi luas 42.310,3 Ha dan 100 – 500 M dpl meliputi luas 40.385,3 Ha, sedang sebagian lainnya antara 500 sampai dengan lebih dari 1.00 M dpl.
Iklim di Kabupaten Banyumas termasuk tropis basah, suhu udara antara 24,40 C sampai dengan 30,90 C.

Dalam administrasi pemerintahan Kabupaten Banyumas terbagi dalam  27 Kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan 331 desa/kelurahan.

Dalam peta geografis dan jaringan transportasi darat Purwokerto sangat strategis karena menjadi titik simpul pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yaitu Cilacap, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Cirebon dan Semarang baik jaringan jalan raya maupun jalan kereta api.

Purwokerto berjarak 50 Km dari Cilacap di mana terdapat Pelabuhan Samudera Tanjung Intan dan Bandara Tunggul Wulung.
Purwokerto berjarak 25 Km dari Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga.
Purwokerto berjarak 128 Km dari Bandara Internasional Yogyakarta.
Purwokerto berjarak 215 Km dari Pelabuhan Tanjung Emas dan Bandara Internasional Jend Ahmad Yani Semarang.
Purwokerto berjarak 330 Km dari Pelabuhan Internasional Karawang.
Purwokerto berjarak 360 Km dari Pelabuhan Internasional Tanjung Periok dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta.
Keterjangkauan terhadap gerbang masuk jalur Tol Trans Jawa sekitar 120 Km.
Rencana pembangunan Jalur Tol Tegal – Cilacap.
 

Kesadaran penataan ruang telah lama disadari baik oleh Pemerintah maupun masyarakat yang direpresentasikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Banyumas, nampak telah dimilikinya Peraturan Daerah tentang Penataan Ruang, saat ini sedang dilakukan revisi RTRW. Dalam peraturan daerah tersebut tercantum arahan pembagian Satuan Wilayah Pembangunan, Tata Guna Lahan dan lain sebagainya.

Banyumas pada periode 2016-2019 mengalami pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,29. Pada tahun 2020 tercatat sebesar -1,65% (yoy), menurun dibandingkan tahun sebelumnya, searah dengan daerah lain yang juga mengalami kontraksi pertumbuhan.

Investasi memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian Kabupaten Banyumas. Hal ini tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang memiliki kontribusi sebesar 36,44%% atau tertinggi kedua setelah konsumsi RT dalam struktur PDRB Banyumas. Pada periode 2016-2019, PMTB Banyumas secara konsisten tumbuh di atas 5% (yoy).

Struktur Ekonomi Banyumas

Dalam hal investasi, mendasarkan pada pertambahan unit usaha baru (sektor formal) periode 2016-2019, sektor yang paling signifikan bertumbuh investasinya adalah Industri Pengolahan, Pertambangan dan Penggalian, Perdagangan Besar dan Eceran serta Reparasi, Kontruksi dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.

Dalam penataan ruang telah dicadangkan lokasi industri melalui zoning berupa 4 (empat) lokasi peruntukan perindustrian  yaitu :
  • Kawasan Industri Blok Seti 54,84 Ha (Aset Pemerintah Kabupaten Banyumas)
  • zone industri Ajibarang      80,06 Ha
  • zone industri Sidamulya     25,00 Ha
  • zone industri Sokaraja       25,00 Ha
  • zone industri Rawaheng     15,00 Ha

Kawasan Industri Blok Seti Madukoro Smart-Green Industrial Cluster adalah Kawasan industri yang dikembangkan dengan konsep Industry 4.0 end Green Eco Industry. Lokasi berada di Kecamatan Wangon dan berjarak 33 Km dari Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap.

Peluang investasi prospektif industri pengolahan antara lain perusahaan kawasan industri, industri packaging, agro industri maupun industri padat tenaga kerja karena ketersediaan tenaga kerja yang relatif murah namun produktif di Kabupaten Banyumas.

 

 

.